1.
Pengertian
Manajemen Laba
Pengertian manajemen laba
menurut para ahli :
· Menurut Schipper
dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba
merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan
keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan
untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
· Menurut
Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang
dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles
(GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
· Menurut
Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan
manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi
tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan
profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
· Menurut
menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi
untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang
kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan
dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
2. Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29)
terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk
dilakukan manajemen laba yaitu :
· Kebijakan
Akuntansi. Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih
awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya
kebijakan tersebut.
· Pendapatan. Dengan
mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan / biaya, menganggap sebagai
beban/ biaya atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya
(amortize or capitalize of investment).
3. Motivasi
Manajemen Laba
Menurut Scott (2000:352) beberapa
hal yang memotivasi manajer melakukan manajemen laba adalah :
· Bonus Scheme didasarkan adanya dorongan manajer perusahaan untuk mendapatkan bonus berdasarkan laba yang diperoleh oleh manajer. Motivasi bonus tersebut mendorong manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode saat ini.
· Kontrak utang jangka panjang ( Debt convenant). Menyatakan bahwa semankin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang
· Motivasi politik ( Political Motivation ). Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memeperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
· Motivasi Perpajakan ( Tax Motivation) Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan dengan tujuan meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.
· Pergantian CEO. Biasanya CEO (Chief Executive Officer) yang akan pensiun atau masa kontraknya berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk untuk menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikan jumlah laba yang dilaporkan.
· Penawaran saham perdana ( Initial public offering ). Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikan jumlah laba yang dilaporkan.
· Bonus Scheme didasarkan adanya dorongan manajer perusahaan untuk mendapatkan bonus berdasarkan laba yang diperoleh oleh manajer. Motivasi bonus tersebut mendorong manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode saat ini.
· Kontrak utang jangka panjang ( Debt convenant). Menyatakan bahwa semankin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang
· Motivasi politik ( Political Motivation ). Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memeperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
· Motivasi Perpajakan ( Tax Motivation) Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan dengan tujuan meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.
· Pergantian CEO. Biasanya CEO (Chief Executive Officer) yang akan pensiun atau masa kontraknya berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk untuk menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikan jumlah laba yang dilaporkan.
· Penawaran saham perdana ( Initial public offering ). Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikan jumlah laba yang dilaporkan.
4. Bentuk- bentuk manajemen laba :
· Taking a
Bath / Big Bath. Digunakan selama periode organizational stress
atau reorganisasi . jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia akan
melaporkan dalam jumlah besar. Dengan ini manajer berharap dapat meningkatkan
laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan dapat ditimpahkan
ke manajer lama, jika terjadi pergantian manajer.
· Income
Minimization. Dipilih selama periode dengan profitabilitas
tinggi, sehingga jika periode yang akan datang diperkirakan laba turun drastis
, dapat diatasi dengan pengambilan jatah laba sebelumnya.
· Income Maximization.
Dilakukan manajer terutama untuk tujuan mendapatkan bonus. Perusahaan yang
berada pada pelanggaran syarat perjanjian utang juga melakukan income
maximization.
· Income Smoothing.
Dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan
eksternal, terutama bagi investor, karena umumnya investor adalah risk averse
dan menyukai laba yang relatif stabil.
· Cookie
jar. Manajemen secara bebas membentuk cadangan dimasa booming yang
kemudian digunakan untuk meratakan laba dimasa sulit . dimasa booming tersebut
cadangan cenderung diperbesar sehingga dapat digunakan pada saat perusahaan
mengalami kerugian atau penurunan laba agar perusahaan tidak terlihat jelek.
· Revenue
Recognition. Penjualan periode dimasa datang diakui sebagai
penjualan pada periode berjalan dan menggeser biaya penjualan periode berjalan
ke periode mendatang untuk menghasilkan laba tahun berjalan yang lebih tinggi
atau sebaliknya jika ingin menurunkan laba.
5. Teknik Manajemen Laba
Setiawati dan Na’im (2000) dalam rahmawati dkk. (2006) mengungkapkan
bahwa manajemen laba dapat dilakukan oleh tiga teknik sebagai berikut :
· Memanfaatkan peluang untuk mebuat estimasi akuntansi. Cara manajemen memperngaruhi laba melalui judgment (perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amorisasi aktiva ak berwujud, estimasi biaya garansi dll.
· Mengubah metode akuntansi. Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi , contoh : merubah metode depresiasi aktiva tetap dari depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
· Menggeser periode biaya atau pendapatan. Contoh rekayasa periode biaya atau pndapatan antara lain : mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran pengiriman produk ke pelanggan dan mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai.
· Memanfaatkan peluang untuk mebuat estimasi akuntansi. Cara manajemen memperngaruhi laba melalui judgment (perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amorisasi aktiva ak berwujud, estimasi biaya garansi dll.
· Mengubah metode akuntansi. Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi , contoh : merubah metode depresiasi aktiva tetap dari depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
· Menggeser periode biaya atau pendapatan. Contoh rekayasa periode biaya atau pndapatan antara lain : mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran pengiriman produk ke pelanggan dan mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai.
6.
Alasan
dilakukannya manajemen laba, karena :
· Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.
· Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.
· Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.
· Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.
· Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya, perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan.
· Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar