Alasan Melakukan Transaksi
Perusahaan dengan operasi luar
negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan
para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi
perusahaan, baik domestic maupun luar negeri. Untuk mecapai hal ini, laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdominasi dalam mata uang asing
disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian
ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut
sebagai translasi.
Kurs nilai tukar variable, yang
digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan
perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat
perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau
perbandingan hasil suatu perusahaan, yang sama dari satu period ke periode lain
sulit dilakukan.
Alasan tambahan untuk translasi
mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur
resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi
dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Seperti halnya dengan
konsolidasi, transaksi dalam mata uang asing, seprti pembelian barang dagang
dari China oleh sebuah importer dari Kanada, harus ditranslasikan karena
laporan keuangan tidak dapat disusun dari akun-akun yang dinyatakan dalam lebih
dari satu mata uang.
Untuk keperluan akuntansi, suatu
aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi risiko mata uanng
jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran risiko ini akan berbeda-beda
tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.
LB dan Terminologi
Translasi tidak sama dengan
konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara
fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah
neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai
ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada
transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Transaksi mata uang asing
terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual
pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja.
Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat
inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap
nilai tukar di masa yang akan datang.
Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian
untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata
uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward
dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan
pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian
forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan
transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih
tinggi di sutu Negara asing, sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri
terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai valuta asing.
Translasi saldo-saldo dalam mata
uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo
dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung atau dengan membagi saldo
mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung.
Permasalahan
Jika kurs nilai tukar relative
stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan
rinci atau kaki menjadi ekuivalennya dalam unit metric. Namun demikian, kurs
nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara –negara industry maju
menemukan nilainya secar bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang
berfluktuasi sering khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa
Negara di Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi
yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian
mata uang asing.
Pengaruh Alternatif Kurs
Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Ketiga nilai tukar berikut ini
digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata
uang domestik. Pertama, kurs sekarang adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal
laporan keuangan. Kedua, kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu
aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban
dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata
sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar
historis.
Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar historis
dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika
digunakan sebagai koefisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar
historis umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam
mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik.
Transaksi Mata uang Asing
Ciri utama yang istimewa dari
sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu
mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu
perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam
suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam
mata uang asing. Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam
suatu mata uang, tetapi diukur dalam mata uang yang lain.
FAS No. 52 pernyataan standar
akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS mengharuskan
perlakuan berikut ini untuk transaksi mata uang asing :
1.
Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap
aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian yang terjadi dari
suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan
yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
tanggal tersebut.
2.
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat
yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan
yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar
terkini.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif transaksi
tunggal, penyesuaian nilai tukar diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap
akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan
penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua
transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah
dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut. Penggunaan metode
dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan
dalam penentuan laba. Pengecualian utama terhadap ketentuan yang terjadi: (1)
Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antarperusahaan jangka
panjang tertentu dan (2) transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif
sebagai lindung nilai atas investasi dan komitmen mata uang asing.
Translasi Mata uang Asing
Perusahaan yang beroperasi
secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi
mata uang domestik.
Metode translasi ini dapat
dikualifikasikan menjadi dua jenis : metode yang menggunakan kurs translasi
tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik dan metode yang menggunakan berbagai macam
kurs.
1.
Metode Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, telah lama populer di eropa.
Penggunaan nilai tukar kurs tunggal, kurs sekarang dan kurs penutupan untuk
semua aset dan kewajiban mata uang asing.
2.
Metode Kurs Ganda
Metode kurs ganda merupakan kombinasi kurs
sekarang dan kurs historis dalam proses translasinya.
·
Metode current-noncurrent
Aktiva lancar dan kewajiban lancar anak
perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk
prusahaannya berdasarkan kurs sekarang. Aktiva dan kewajiban tidak lancar
ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Pos-pos laba rugi ( kecuali
penyusutan) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku. Beban
depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat
saat aktiva tersebut diperoleh. Metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis.
·
Metode monetary dan nonmonetary
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk
menentukan kurs klasifikasi translasi yang tepat. Aktiva dan kewjiban moneter
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nin moneter aktiva tetap
investasi jangka panjang dan persediaan investor di translasikan dengan
mnggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi di translasikan dengan
menggunakan prosedur yang sama dengan konsep current-noncurrent. Metode ini melihat bahwa aktiva dan kwajiban
menghadapi resiko mata uang asing. Metode moneter-nonmoneter bergantung pada
klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini
dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini mentranslasikan seluruh
aktiva non moneter berdasarkan kurs historis yang tidak cukup memadai untuk
aktiva yang dinyatakan sebesar nilai pasar kininya. Metode ini juga akan
mendistorsikan marjin laba karena emmbandingkan harga dan kurs translasi kini
dengan biaya penjualan ynag diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi
historis.
·
Metode sementara
Translasi mata uang asing merupakan proses konversi pengukurab atau
penyajian ulang nilai tertentu. metode ini tidak mengubah atribut suatu pos
yang diukur melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Kas diukur berdasarkan
jumlah ynag dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar
jumlah yang diperkitrakan akan diterima atau akan dibayarkan pada saat jatuh
temponya. Aktiva dan kewajiban lain diukur sebesar harga uang saat pos-pos
tersebut diakuisisi atau terjadi ( harga historis). Namun beberapa pos diukur
sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan keuangan (harga kini), seperti
persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih rendah antara biaya perolehan
atau harga pasar. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang sama
dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi lokal.
Metode ini memiliki keterbatasan dengan
metode translasi lain. Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.
Pengaruh Laporan Keuangan
Tampilan dibawah ini menunjukan
metode translasi terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah anak perusahaan di
meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang berbasis di AS terhadap saldo
dalam peso meksiko pada saat kurs nilai tukar sebesar P1= $0,13 seandainya peso
mengalami depresuasu menjadi P1=$0,10 maka beberapa hasil akuntansi yang
berbeda dapat timbul. Berdasarkan data diatas menunjukan metode translasi yang
berbeda memberikan hasil akuntansi yang beragam, mulai dari kerugian sebesar
$450 bila menggunakan metode kurs ini hingga keuntungan sebesar $360 bila
menggunakan moneter nun moneter.
Model Translasi Mana Yang Terbaik
Terdapat 3 pertanyaan yang harus
diperhatikan :
1.
Apakah menggunakan lebih dari satu metode
translasi diperbolehkan ?
2. Jika ya, metode manakah yang dapat digunakan dan
dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan ?
3.
Apakah terdapat situasi di mana translasi sama
sekali todak boleh dilakukan ?
Terdapat 3 pendekatan translasi
yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1.
Metode Historis
Objek translasi adalah megubah unit pengukuuran
laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan
untuk membuat laporan keungan ana perusahaan luar negeri sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dinegara asal induk perusahaan
maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis.
Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum memperthanakan prinsip
akuntansu yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya
dinyatakan dalam amata uang asing.
2.
Metode Kini
Merupakan translasi (penyajian ulang) secara
langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metode kurs ini
lebih tepat digunkana apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri yang
ditranslasikan tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukuran.
3.
Tidak dapat ditranslasi sama sekali
Dilakukan apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan
antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari
satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang
bermakna meski menggunakan metode manapun.
Kurs Kini Yang Tepat
Sejauh ini kurs nilai tukar yang
sering digunakan dalam metode translasi adalah kurs historis dan kurs kini
(sekarang). Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos
beban. Beberapa negar menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk translasi
yang berbeda. Dalam situasi ini harus dipilih bebrapa kurs nilai tukar yang
ada. Alternatif yang disarankan adalah :
1.
Kurs pembayaran deviden
2.
Kurs pasar bebas
3. Kurs penalti atau preferensi yang dapat
digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor ekspor.
Kurs pasar bebas lebih disukai
dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar khusus (terdapat
beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi
tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing yang khusus berlaku), kurs yang
berlkau tersebut harus digunakan. Kurs nilai tukr dalam pasar bebas pada akhir
tahun selanjutnya harus diterapkan untuk saldo akun kas keluar negeri.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
PSAK No.10 menyatakan bahwa
keuntungan dan kerugian akibat translasi haru dinyatakan dalam perhitungan laba
rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbul nya dan
penyelesaiannya suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama
maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. namun jika timbulnya
dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam periode transaksi maka selisih
kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan penambahan kurs untuk
masing-masing periode. Secara internasional , perlakuan akuntansi atas
penysuaian pnyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi.
Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penanguhan
hingga tidak ada penangguhan.
Perkembangan Akuntansi Translasi
Beberapa perspektif historis
tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1. Pra-1965 , APB No.4 diperbaharui dengan APB NO.
43 mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan dan kerugian transaksi
langsung dimaksukan kedalam laba.
2.
1965-1975, Persediaan dapat ditranslasikan
berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian
dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Translasi mata uang asing seluruh
pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan
setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3. 1975-1981, FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun
1975. Mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang
menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi menggunkan
metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak
diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs
niali tukar.
4. 1981-Sekarang, FASB mempertimbangkan kembali FAS
no. 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara,
menerbitkan statement of financial accouting standars No. 52 tahun 1981.
Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain
Kanada
CICA, badan standar akuntansi di
inggris dan badan standar akuntansi internasional seluruhnya berpastisipasi
dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA
1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di kanada keuntungan dan kerugian translasi
ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris
Perbedaan utama standar inggris
dan AS berkaitan dengna anak perusahaan ynag berdiri sendiri di negara-negara
yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan poertama-tama harus disesuaikan
terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasi dengan menggunakan kurs
kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian
kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara
yang berinflasi tinggi sebelum dilakuka translasi.
Selandia baru
Pada dasarnya sama dengan
australia, selandia baru juga mengharuskan metode translasi moneter nonmoneter
untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasiinduk perusahaannya.
Jepang
Pada saat ini jepang mengubahn
standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan
penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang
saham.
Sumber:
Frederick D.S. Choi, Gary K.
Meek. International Accounting . 7th ed. 2011. Prentice Hall
Tidak ada komentar:
Posting Komentar